Senin, 08 Desember 2014

MARTABAT GURU




Martabat Guru
Oleh Mutohharun Jinan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya atau profesinya) mengajar. Pengertian leksikal ini terkesan sangat simplistik dan sederhana meski juga mengandung kebenaran. Dalam bahasa sehari-hari yang biasa disebut guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu kebajikan dan menjadi teladan orang lain dapat juga dianggap seorang guru.Bahkan guru juga dimakna secara impersonal, sebagaimana dalam ungkapan “pengalaman adalah guru terbaik”.

Rabu, 05 November 2014

KEBENARAN DAN KEARIFAN



Kebenaran dan Kearifan
 
Ragam ekspresi keberagamaan telah menjadi bagian penting sejarah perjalanan Islam. Sebagian dari keragaman memperkaya khazanah dan memungkinkan Islam berkembang ke berbagai wilayah dengan konteks budaya yang berbeda-beda. Lebih khusus dalam bidang fikih, ragam pemahaman yang dinisbahkan kepada para ulama terdahulu justru menjadi pilihan bagi kaum muslim di kemudian hari dalam mengamalkan prinsip-prinsip dasar ajaran Islam.

Minggu, 06 April 2014

MEMILIH PEMIMPIN

SELEKTIF MEMILIH PEMIMPIN
Dr. Mutohharun Jinan

Setiap kali hajatan pemilu, para calon pemimpin berlomba kampanye, melakukan sosialisasi, mengenalkan diri, menawarkan program-program kepada umat. Semua dilakukan supaya rakyat atau umat memahami visi dan misinya, mengetahui apa yang akan diperjuangkannya untuk kepentingan umat dengan syarat umat mau memilih mereka agar duduk di kursi perwakilan atau kepemimpinan.
Islam sangat menekankan bahwa memilih pemimpin bukan perkara sederhana. Memilih pemimpin bukan perkara main-main, apalagi asal-asalan sehingga mudah dibelokkan oleh rayuan selembar rupiah, atau terpesona oleh aksi-aksi pencitraan sekejap. Memilih pemimpin berarti menentukan nasib umat di masa depan, memilih pemimpin harus benar-benar selektif. Karena merekalah yang diserahi wewenang untuk mengatur, melayani, dan memerintah umat, serta diikuti perintah-perintahnya.

Minggu, 02 Februari 2014

MEMPERBANYAK KAWAN



MEMPERBANYAK KAWAN

Judul tulisan ini diambil dari salah butir yang termaktub dalam Rumusan Kepribadian Muhammadiyah sub bagian Sifat Muhammadiyah, yaitu “memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah”. Kristalisasi pemikiran setengah abad lalu itu, tepatnya hasil keputusan Muktamar ke 35 tahun 1962 di Jakarta, tetap mengandung makna kontekstual sepanjang zaman. Maksudnya, seruan agar kita memperbanyak kawan adalah seruan abadi untuk waktu yang tidak terbatas dan dalam situasi sosial apapun, lebih-lebih pada zaman di mana media sosial menjadi ruh komunikasi seperti sekarang ini.
Perkembangan media sosial, seperti facebook, twitter, blog, web, dan perangkat berjejaring lainnya tentu saja mengandung kelebihan-kelebihan dalam hal mempercepat komunikasi. Namun dalam waktu yang bersamaan juga muncul gejala sebaliknya. Kencederungan individuasi dalam kehidupan masyarakat saat ini tampak kian menguat. Teknologi komunikasi, selain memperlebar jejaring sosial juga turut menguatkan proses hidup individuasi.